RiderTua.com – Aleix Espargaro membela Jorge Martin setelah kontroversi muncul di jejaring sosial. Dalam sebuah wawancara dengan media dalam acara El Hormiguero Selasa lalu untuk meninjau kembali perjalannya untuk musim 2023 di mana dia terlibat dalam perebutan gelar juara dunia hingga balapan terakhir, dan terjatuh saat mencoba menyalip Marc Marquez.. Namun setelah acara itu muncul berbagai pesan terlihat di jejaring sosial di mana Martin dicap sebagai ‘h*m*f*b1k’ karena komentar yang dilontarkannya sambil tertawa yang menyinggung kelompok tertentu. Kontroversi ini memunculkan beragam pendapat, karena jejaring sosial terbagi antara mereka yang menganggap komentar tersebut tidak pantas dan mereka yang menganggapnya sebagai ekspresi biasa yang digunakan banyak orang.
“Kami sangat menghormati, kami mempertaruhkan hidup kami dan itu bisa berbahaya… Tapi di sini, yang terakhir adalah h*m*,” kata Jorge Martin sambil tertawa saat menjelaskan bahayanya mengendarai MotoGP. “Di sini, h*m* terakhir” adalah ungkapan yang membuat runner-up dunia 2023 itu menuai kontroversi besar yang melibatkan dirinya, bahkan dianggap h*m*f*b1k atau menghina kelompok tertentu.
Aleix Espargaro Membela Jorge Martin

Aleix Espargaro, rival sekaligus sahabat, ingin membela Jorge Martin dari komentar tersebut.. Bukan rahasia lagi bahwa Aleix Espargaro dan Jorge Martin berteman baik di luar kompetisi. Mereka berdua biasanya banyak menghabiskan waktu bersama, berlibur, atau bersama keluarga. Karena itu, pembalap Aprilia itu tak mau membiarkan isu tersebut seolah tak terjadi apa-apa, melainkan memanfaatkan media sosialnya untuk membela Martinator.
Aleix Espargaro ingin membela temannya dengan membagikan sepotong dari buku “Saya tidak peduli”, oleh penulis Mark Manson. Pembalap tidak menyebutkan apa yang terjadi atau menyebut nama Jorge Martín kapan pun, tetapi komentarnya dan referensi ke baris-baris ini memperjelas tujuannya dengan publikasi ini, yaitu untuk membela Martin.
“Ini mungkin pertama kalinya dalam sejarah umat manusia bahwa setiap kelompok demografis secara bersamaan merasa menjadi korban yang tidak adil. Semua orang menanggung kemarahan moral yang ditimbulkannya,” kata paragraf pertama dari halaman yang dibagikan.
Namun jika gambarnya kurang jelas, Aleix ingin meninggalkan beberapa kata yang berbunyi seperti.. “Dunia kita penuh dengan peperangan, kemiskinan, korupsi, dari mereka yang memerintah secara maksimal, namun dengan apa yang paling kita buat keributan. . dan kami marah karena seorang anak kecil mengeluarkan kalimat yang dibuat tanpa maksud jahat dalam acara televisi yang santai dan bahkan lucu,” ungkapnya.