RiderTua.com – Untuk memastikan pembalap andalan Ducati di MotoGP mendapatkan motor terbaik pada tes Valencia hingga 2024, Michele Pirro melakukan tes di Jerez pekan ini meskipun dia belum dalam kondisi terbaiknya. Tes rider asal Italia itu mengalami patah pergelangan kaki kirinya di balapan final Kejuaraan CIV Italia setelah manuver pengereman yang gagal dilakukan oleh rivalnya dalam perebutan gelar Lorenzo Zanetti.
Pada hari Selasa (31/10/23) di Jerez, Pirro kembali mengendarai Desmosedici GP untuk pertama kalinya. “Saya perlu tetap mengendarai motor karena ada banyak komponen baru untuk diuji pada motor baru. Hanya melahap 20 lap di kondisi kering, dengan beberapa spot basah. Feelingnya memang aneh, tapi itu bukan masalah besar. Saya hanya merasa sulit untuk melaju. Mudah-mudahan kondisi akan sedikit lebih baik pada hari Rabu. Ban Michelin tidak menawarkan kondisi terbaik untuk kembali pada suhu seperti ini.” jelas pembalap berusia 37 tahun itu.
Meski Masih Cedera Michele Pirro Jalani Tes di Jerez : Banyak Pekerjaan untuk Motor 2024
Michele Pirro
Apakah masih masuk akal untuk melakukan tes mengingat kondisi Michele Pirro saat ini? “Tes ini diperlukan hanya untuk memahami, apakah beberapa part berfungsi dengan baik. Ini bukan tentang mengatur catatan waktu yang baik dan ngepush. Kondisinya juga belum sempurna, dan tentunya kondisi saya juga belum sempurna,” jawab tes rider Ducati itu.
“Ini hanya soal memahami situasi. Pertengahan November mungkin saya akan tes selama 2atau 3 hari lagi untuk mempersiapkan motor untuk tes terakhir tahun ini dengan pembalap reguler,” kata Pirro mengacu pada tes Valencia pada 28 November setelah akhir musim.
Dapat dimengerti bahwa tes rider asal Italia itu tidak menjelaskan secara rinci program tesnya di Jerez. Tetapi dia sedikit ngasih bocoran, “Ini tentang elektronik dan banyak part-partnya. Kami sedang mengerjakan semua area untuk mempersiapkan motor baru.”
RiderTua.com – Stefan Bradl melakukan tes di Jerez pada Selasa dan Rabu pekan ini, fokusnya untuk mempersiapkan musim 2024. Namun sejauh ini, pembalap kedua di tim pabrikan Repsol Honda bersama Joan Mir masih menjadi tanda tanya. Kandidat yang paling memungkinkan saat ini adalah Fabio Di Giannantonio. Dimana pembalap asal Italia itu harus digantikan oleh Marc Marquez di Gresini Racing.
Pembalap berusia 25 tahun itu hampir tidak menunjukkan prestasi apa pun dalam 1,5 tahun pertamanya di MotoGP, kecuali pole position di GP Italia di Mugello pada 2022 (dalam kondisi khusus di trek semi basah). Namun baru-baru ini, Diggia menorehkan hasil memuaskan dengan finis di posisi ke-4 di Mandalika dan naik podium pertama di kelas utama setelah finis ke-3 di Phillip Island.
Stefan Bradl : Jika Diggia Jadi ke Honda Dia Harus Siap dengan Pekerjaan yang Sangat Sulit
Bagaimana Stefan Bradl menilai Fabio Di Giannantonio? “Dia berasal dari Ducati, yang sangat ramah pembalap. Entahlah, tapi jika dia akhirnya bergabung dengan tim pabrikan Honda, itu akan menjadi tantangan besar baginya. Maka akan terlihat, apakah dia mampu melakukannya. Namun jika dia melakukan itu pada dirinya sendiri atau mengambil kesempatan ini, dia harus sadar bahwa itu adalah pekerjaan yang sangat sulit saat ini,” ujar pembalap asal Jerman itu memberi peringatan.
Membahas Honda RC213V, apakah Bradl lebih percaya pada pembalap muda atau pembalap berpengalaman seperti Johann Zarco yang berasal dari Pramac dan menandatangani kontrak dengan LCR selama 2 tahun? “Kita tidak bisa mengatakan apapun tentang itu. Entah itu sebuah peluang, pembalap muda tidak terlalu banyak berpikir dan tidak memiliki banyak pengalaman dengan motor lain. Dia hanya membalap dan itu bisa berhasil. Tapi dengan Zarco, dengan pengalamannya, mungkin dia bisa berkata, ‘Di Ducati hal itu dilakukan dengan satu atau lain cara, cobalah sekali saja’. Jadi hal ini dapat mempengaruhi pembangunan jangka panjang,” jawab Bradl.
Stefan Bradl
Pembalap berusia 33 tahun itu melanjutkan, “Diggia pasti tahu beberapa hal tentang Ducati, tapi dia tidak tahu apa-apa tentang lainnya dan usianya masih tergolong muda. Terkadang dia cepat, tapi mungkin bahkan dia tidak tahu kenapa dia cepat. Pada akhirnya kita harus melihat apakah itu akan terjadi dan bagaimana dia akan melakukannya. Motor yang kami miliki saat ini tidak berada pada level yang sama dengan Ducati.”
Desmosedici GP jelas lebih ramah pembalap. “Semua pembalap dengan gaya balap berbeda kini cukup cepat. Tiga pembalap Ducati berada di puncak klasemen, memenangkan balapan demi balapan dengan pembalap berbeda. Tentu saja tim favorit Kejuaraan Dunia kini mulai muncul karena rasa percaya diri, momentum, dan bakat alami ada di sana. Itu juga berperan di mindset kita,” imbuh Bradl.
Namun hal berbeda terjadi pada RC213V. “Di Honda, Marc melakukan apa yang dia bisa. Dia adalah talenta luar biasa tapi hanya finis P15 di Australia. Di Thailand dia menunjukkan balapan yang sangat bagus dan finis di posisi ke-6. Kami juga harus memperhitungkan fakta bahwa ada karkas keras di ban belakang, yang agak ke arah kami. Ini menjadi sangat spesifik, namun pada dasarnya Ducati bekerja di area mana saja dan pembalap yang berbeda dengan gaya balap yang berbeda dapat memenangkan balapan atau naik podium dengan motor itu. Sebaliknya, di Honda hal itu mustahil,” tegas Bradl.
Hanya Marc Marquez yang kini menjalani tiga balapan tersisa di Repsol Honda, yang saat ini bisa memaksimalkan RC213V. “Ya, maksimal itulah yang ditunjukkan Marc. Kita masih bisa melihat betapa dia bersedia mengambil risiko. Dan kita dapat melihat bahwa saya selalu waspada. Bukan karena dia melakukannya dengan sengaja, itu karena dia tidak punya feeling,” jelas Bradl.
Sebuah masalah yang juga diketahui dengan baik oleh Bradl. “Saya sudah mengetahui hal ini sejak lama. Dan itulah mengapa dalam kondisi cuaca seperti di Jerez, tidak ada alasan bagiku untuk berpikir mengambil risiko,” ungkap Bradl merujuk pada spot lembab di Circuito de Jerez setelah turun hujan pada Selasa sore, yang sebagian mempengaruhi pekerjaan pengujian sehingga dibatasi selama beberapa hari terakhir.
“Karena saya tahu pasti bahwa hal itu hanya akan membuat kita mundur. Saya bisa melukai diri saya sendiri, program tes akan dibatalkan sama sekali. Saya harus memastikan bahwa saya membalap dengan cepat, tapi mengatur catatan waktu hanya agar terlihat bagus di atas meja tidak ada gunanya,” pungkas Stefan Bradl.