Resmi: BMW Rekrut 2 Mantan Pembalap Ducati dan Yamaha MotoGP

RiderTua.com – Resmi BMW mempekerjakan 2 mantan pembalap dan tes rider berpengalaman dari MotoGP Sylvain Guintoli dan Bradley Smith sebagai tes rider superbike mereka. BMW ingin menang untuk alasan inilah mereka mengamankan dua mantan pembalap MotoGP, pengalaman mereka sangat berharga dan berguna dalam pengembangan M 1000 RR, motor yang ingin dimenangkan oleh perusahaan asal Bavaria tersebut baik di Kejuaraan Dunia Superbike dan Endurance serta kejuaraan lainnya. Perubahan telah berlangsung selama berbulan-bulan yang akan menjadi titik balik.

Guintoli berusia 41 tahun dan juga telah meraih dua gelar juara dunia, satu di SBK (2014) dan satu lagi di Endurance (2021). Dia juga membalap di MotoGP (Ducati Pramac – 2008), di mana dia juga menjadi test rider Suzuki. Selain bekerja di tim penguji, dia akan mengikuti FIM EWC bersama BMW Motorrad World Endurance Team. Smith berusia 33 tahun dan dia juga memiliki pengalaman di MotoGP, termasuk pembalap Yamaha MotoGP juga. Pada tahun 2014 dia memenangkan Suzuka 8 Hours.

Resmi: BMW Rekrut 2 Mantan Pembalap Ducati dan Yamaha MotoGP

bradley smith tech3 yamaha
Bradley Smith Tech3 Yamaha

Christian Gonschor, Direktur Teknis BMW Motorrad Motorsport, senang bisa mendapatkan dua pembalap berpengalaman.. “Sangat menyenangkan bahwa pengalaman mereka yang kaya memperkuat proyek kami. Sylvain membawa banyak pengetahuan selama bertahun-tahun di Kejuaraan Dunia Superbike dan Endurance, di mana dia juga memenangkan gelar, serta di MotoGP. Bradley dengan sempurna mengintegrasikan pengetahuan ini dengan pengalamannya yang luas sebagai pembalap dan penguji di MotoGP. Mereka adalah pembalap yang sempurna untuk tim penguji baru kami, yang berfokus secara eksklusif pada pekerjaan uji lintasan, apa pun komitmen balapnya.”

Marc Bongers, Direktur BMW Motorrad Motorsport, juga sangat senang.. “Saya bangga bahwa, di bawah kepemimpinan Chris, kami telah mengumpulkan susunan pembalap yang kuat untuk mendukung komitmen resmi kami di WorldSBK dan FIM EWC dengan tim penguji sebagai latar belakang. Hal ini juga merupakan indikasi jelas komitmen kuat BMW Motorrad terhadap motorsport. Kontribusi signifikan yang diberikan oleh tim penguji telah menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam beberapa bulan terakhir dan kami yakin bahwa fasilitas ini akan berkontribusi terhadap kesuksesan,” katanya..

Guintoli penasaran untuk memulai tantangan baru ini dengan merek Jerman itu.. “Saya sangat senang bergabung dengan proyek resmi BMW Motorrad Motorsport WorldSBK sebagai test rider. Proyek ini sangat menarik dan saya tidak sabar untuk membawa pengalaman saya ke dalamnya. Saya tidak sabar untuk memulai dan menikmati BMW M 1000 RR..”

Bradley Smith juga memiliki keinginan besar untuk memberikan kontribusinya, dengan menyediakan semua yang telah dia pelajari dalam karirnya.. “Diundang oleh BMW Motorrad untuk menjadi bagian dari tim penguji adalah suatu kehormatan besar. Saya akan bekerja sekeras yang saya bisa untuk memberikan apa yang dibutuhkan empat pembalap resmi WorldSBK kami untuk bersaing dengan yang terbaik di kejuaraan,” katanya..

Read More

Aleix Espargaro : Saya Pembalap Nomor 5 Terbaik Musim Ini

RiderTua.com – Aleix Espargaro mengungkapkan bahwa balapan pada hari Minggu di Buriram adalah balapan terburuk dalam hidupnya karena panas ekstrem di Aprilia RS-GP, yang menyebabkan masalah pernapasan parah bagi para pembalap Aprilia. Lebih buruknya lagi, kemudian dia kehilangan posisi ke-5 karena untuk kedua kalinya musim ini, tekanan udara pada ban depannya tidak melebihi nilai minimum yang ditentukan oleh Michelin untuk 50 persen putaran balapan yang disyaratkan.

Duel sengitnya melawan Marc Marquez jauh lebih menghibur, setidaknya bagi penonton. “Saya tidak terlalu menikmati duel itu. Saya mencoba tampil agresif untuk merebut posisi dan maju karena menurutku dengan kecepatanku, saya bisa memperebutkan podium. Saya kalah dalam duel tersebut. Tapi itulah balapan, itu bagian dari permainan,” tegas Aleix.

Aleix Espargaro : Saya Pembalap Nomor 5 Terbaik Musim Ini

Dari sudut pandang Aleix Espargaro, pertarungan tersebut agak terlalu dekat. Sambil tersenyum dia menjelaskan, “Bagiku itu terlalu banyak kontak, tapi it’s oke. Jika kami bermain, maka kami akan bermain. Dia tahu caraku membalap. Aku tidak terlalu suka jika ada sentuhan. Tapi kalau terpaksa, kita bisa bermain, bersenang-senang dan kuharap orang-orang menikmatinya.”

“Tapi aku kehilangan waktu dalam prosesnya. Namun, aku dan motorku tidak cukup kompetitif untuk naik podium. Empat pembalap yang melewati garis finis sebelum saya adalah empat pembalap terbaik musim ini dan saya pembalap nomor 5,” tambah pembalap yang saat ini menempati peringkat 5 dalam klasemen itu, mengacu pada pemenang GP Thailand Jorge Martin, pemimpin klasemen Pecco Bagnaia, rider Red Bull KTM Brad Binder dan pembalap muda VR46 Marco Bezzecchi.

Klasemen MotoGP Usai GP Thailand
Klasemen MotoGP Usai GP Thailand

Dibandingkan GP Thailand tahun lalu, performa ujung tombak Aprilia itu masih selangkah lebih maju, meski akhirnya hanya finis di posisi ke-8 karena kena penalti 3 detik. “Saya sangat senang dengan penampilanku. Jika kita melihat pembalap Aprilia lainnya dan menganalisa hasil Aprilia di Buriram tahun lalu, maka itu adalah salah satu trek tersulit bagi kami. Jika kita juga mempertimbangkan kondisi dan panas motor, itu adalah balapan yang sangat kompetitif. Saya bangga dengan pekerjaan ini. Kita boleh bangga, tapi itu tidak cukup. Tidak, itu tidak cukup bagiku,” tegas rider asal Spanyol yang tinggal di Andorra itu.

Seperti diketahui, Aleix Espargaro mampu melibatkan diri dalam perebutan gelar dengan Aprilia pada tahun 2022. Namun kemunduran besar terjadi di balapan luar Eropa, 0 poin di Motegi (setelah kecerobohan dalam pemetaan dan berganti motor setelah lap pemanasan), posisi ke-11 dalam balapan hujan di Buriram, posisi ke-9 di Phillip Island, dan posisi ke-10 di Sepang merupakan hasil yang buruk pada tahun lalu.

Bagaimana penilaian Aleix terhadap tur di Asia dan Australia tahun ini? “Media harus menilaiku dan timku. Saya merasa kami jauh lebih baik. Tahun lalu kami nyaris tidak berhasil masuk 10 besar. Sekarang saya finis di posisi kelima di Jepang. Di India saya finis di posisi ke-5 ketika motorku rusak. Saya juga finis ke-5 di Buriram. Di Indonesia saya melakukan kesalahan pada ban, namun saya hampir finis di posisi terdepan. Saya sangat bangga dengan kecepatannya, tapi saya ingin hasil yang lebih baik,” pungkas Papa Max dan Mia itu.

Read More

Inilah 9 Pembalap MotoGP yang Menerima Peringatan Pelanggaran Tekanan Ban

RiderTua.com – Pada MotoGP musim 2023, untuk pertama kalinya tekanan ban depan akan dipantau menggunakan sensor standar buatan LDL. Awalnya, hukuman seharusnya dijatuhkan setelah tiga Grand Prix jika tekanan minimum yang ditentukan oleh Michelin tidak dipatuhi.

Pemasok ban asal Prancis itu yakin bahwa penurunan di bawah batas bisa membahayakan keawetan ban. Di sisi lain, lebih sedikit tekanan berarti lebih banyak cengkeraman. Selain itu, para pembalap dan tim berulang kali menekankan bahwa mereka tidak bisa dan tidak ingin start dengan tekanan yang terlalu tinggi karena suhu ban dan tekanan udara di ban depan naik dengan cepat jika membalap secara berkelompok, yang pada gilirannya meningkatkan risiko crash dan jalannya balapan tentu saja sulit diprediksi.

Inilah Para Pembalap MotoGP yang Menerima Peringatan Pelanggaran Tekanan Ban

Dalam praktiknya, penerapan peraturan ini terbukti rumit sehingga pengenalannya ditunda beberapa kali hingga peraturan tersebut mulai berlaku sejak GP Silverstone setelah jeda musim panas.

Aturannya adalah nilai target untuk ban depan yang ditetapkan pada 1,88 bar (tetapi dapat sedikit berbeda tergantung pada trek), harus dipertahankan selama 30 persen waktu dalam sprint (15 lap atau kurang) dan pada saat balapan utama (lebih dari 15 lap) lebih dari 50 persen.

Karena sistem ini baru dan diperkenalkan selama musim yang sedang berlangsung, tidak ada risiko diskualifikasi hingga pemberitahuan lebih lanjut. Sebaliknya, steward FIM MotoGP menyetujui hukuman tambahan berupa penalti waktu yang akan ditambahkan setelah balapan:

  • Pelanggaran pertama: peringatan
  • Pelanggaran ke-2: penalti 3 detik
  • Pelanggaran ke-3: penalti 6 detik
  • Pelanggaran ke-4: penalti 12 detik

Di GP Catalunya, Maverick Vinales menjadi pembalap MotoGP pertama yang mendapat peringatan. Di GP Thailand pekan lalu, rekan setimnya di Aprilia Aleix Espargaro menjadi pembalap pertama yang mendapat penalti waktu 3 detik karena pelanggaran tekanan ban kedua pada musim ini, yang membuatnya terlempar dari posisi ke-5 ke posisi ke-8.

Sebuah skenario yang mengancam seluruh rangkaian pembalap MotoGP di tiga Grand Prix terakhir. Baru-baru ini Stewards FIM MotoGP mengeluarkan peringatan antara lain kepada pemenang Buriram dan penantang gelar Jorge Martin.

Berikut ini pembalap yang kena peringatan tekanan ban:

  1. Maverick Vinales (Aprilia) pada balapan GP Catalunya
  2. Dani Pedrosa (KTM) pada balapan GP Misano
  3. Franco Morbidelli (Yamaha) pada balapan GP Mandalika
  4. Raul Fernandez (Aprilia) pada balapan GP Mandalika
  5. Aleix Espargaro (Aprilia) pada balapan GP Mandalika
  6. Marco Bezzecchi (Ducati) pada balapan GP Mandalika
  7. Pol Espargaro (KTM/GasGas) pada balapan GP Buriram
  8. Jorge Martin (Ducati) pada balapan GP Buriram
  9. Marc Marquez (Honda) pada balapan GP Buriram

Penalti 3 detik diterima untuk pelanggaran kedua: Aleix Espargaro (Aprilia) pada balapan GP Buriram.

Read More

Joan Mir : Ingin Punya Rekan Setim Pembalap Cepat dan Berpengalaman

RiderTua.com – Menyusul kepergiaan Marc Marquez, tim Repsol Honda bergerak cepat untuk mencari pembalap kedua di sisi Joan Mir untuk MotoGP musim 2024. Fabio Di Giannantonio yang harus menyerahkan tempatnya di Gresini Racing kepada Marc, dianggap sebagai kandidat paling menjanjikan untuk menggantikan juara dunia MotoGP 6 kali itu sejak finis di posisi ke-3 di Phillip Island. Mir inginkan rekan setim pembalap cepat? padahal 3 pembalap tecepat teratas saat ini adalah Martin, Pecco dan Bezzecchi 😂

Di sela-sela GP Thailand, manajer tim Repsol Honda Alberto Puig juga mengatakan, “Kami tidak hanya berbicara dengannya. Kami juga berbicara dengan pembalap lain. Tidak banyak pilihan, tapi kami akan berbicara dengan dua atau tiga pembalap sekaligus dan kita lihat saja nanti.”

Joan Mir : Ingin Punya Rekan Setim Pembalap Cepat dan Berpengalaman

Marc Marquez - Joan Mir
Marc Marquez – Joan Mir

Baru-baru ini media DAZN melaporkan bahwa HRC juga akan mempertimbangkan pemenang Moto2 Buriram, Fermin Aldeguer. Di usianya yang baru 18 tahun, pembalap Spanyol itu tidak terburu-buru untuk menembus kelas premier dengan harga berapa pun.

Yang jelas, sesuai rencana awal Johann Zarco akan bergabung dengan tim satelit LCR milik Lucio Cecchinello mulai tahun 2024, di mana pembalap asal Prancis itu akan bergabung selama 2 tahun. Menurut pernyataannya sendiri, pembalap berusia 33 tahun itu tidak siap menjadi pembalap HRC di tim pabrikan hanya untuk 1 musim.

Siapa yang diinginkan Joan Mir sebagai rekan setimnya di masa depan, pembalap muda atau lebih memilih pembalap MotoGP berpengalaman? Apa yang lebih membantu Honda dari sudut pandang Mir?

“Kalau soal apa yang bisa membantu, maka itu pengalaman. Saya yakin pengalaman dan ide segar akan selalu membantu proyek ini dalam situasi saat ini. Jujur, saya tidak tahu bagaimana menjawab pertanyaan ini. Karena pembalap lain tidak mempedulikanku. Memang benar, jika kita ingin egois, kita menginginkan pembalap yang cepat dan pengalaman karena dengan begitu dia bisa membantuku menjadi lebih cepat. Itulah yang saya harapkan,” pungkas pembalap berusia 26 tahun itu.

Read More