Sebelum Luca Marini : 20 Tahun Setelah Rossi, Honda Tidak Punya Rasa Hormat

RiderTua.com – Luca Marini bergabung dengan Honda dua puluh tahun setelah saudaranya Valentino Rossi. Yang belum melupakan perselisihan dengan Honda di masa lalu.. Adik Rossi itu menandatangani kontrak dua tahun dengan Honda, dua puluh tahun setelah saudaranya Valentino Rossi, yang meninggalkan pabrikan Jepang tersebut pada akhir tahun 2003. The Doctor menghabiskan empat musim yang menyenangkan bersama tim sayap emas dan memenangkan tiga gelar dunia, termasuk yang pertama dia era MotoGP pada tahun 2002. Sekarang tergantung pada adiknya untuk mencoba menulis sejarah dengan merek roda dua yang terkenal itu, meskipun usaha tersebut tidak mudah, karena RC213V tidak dalam kondisi yang baik.

Sebelum Luca Marini : 20 Tahun Setelah Rossi, Honda Tidak Punya Rasa Hormat

Perpindahan pembalap tim Mooney VR46 ke Honda nyaris menjadi kejutan bagi sang kakak, hingga beberapa bulan lalu tak ada yang menyangka. Setelah Marc Marquez mengumumkan ingin hengkang dari HRC, nama yang paling mungkin menjadi penggantinya adalah Fabio Di Giannantonio. Kenyataannya, staf manajerial Luca Marini mampu dengan cerdik memasuki negosiasi dan mendapatkan kontrak berdurasi dua tahun. Terwujudnya impian murid Akademi VR46 yang menginginkan tim resmi secepatnya. Akankah ini menjadi pilihan yang tepat? Dia meninggalkan motor juara dunia Ducati Desmosedici, untuk mengendarai motor dengan kesulitan teknis yang lebih besar di grid MotoGP… “Saya akan membantunya semaksimal mungkin. Mengingat bagaimana perkembangan motor saat ini, ini adalah pilihan yang sulit, tapi Honda tetaplah Honda,” kata Valentino Rossi selama akhir pekan Valencia..

Valentino Rossi – Luca Marini

Juara dunia sembilan kali itu pernah membela tim Honda, sebelum pindah ke Yamaha untuk membuktikan bahwa dialah yang terkuat, melebihi motornya. Sebuah langkah yang tidak pernah dicerna oleh para pabrikan Honda, meskipun perselisihannya sudah terlihat jelas sebelum perpisahan. “Mereka tidak memperlakukan saya seperti seorang juara, saya harus berterima kasih kepada mereka (karena motornya) jika saya menang, itulah sebabnya saya memutuskan untuk pergi,” kata Valentino Rossi kepada media Australian Motorcycle News.

Dia menuding beberapa anggota mekanik.. “Ada arogansi tertentu di Honda, mereka terlalu percaya diri… Mereka tidak menunjukkan rasa hormat atas apa yang saya lakukan untuk mereka .” Kedatangan sang Adik, Luca Marini di Honda yang melakukan debut dengan RC213V pada tes Valencia, mungkin tak akan bisa menghapus masa lalu itu, namun Rossi tetap akan membantu adiknya…

Read More

Jorge Martin: Kalau Tidak Mendapatkan Ban Baru Saya Tidak akan Pergi ke Trek

RiderTua.com – Jorge Martin memulai GP Qatar dengan membukukan waktu terbaik di FP1, tetapi dalam sesi latihan selama 1 jam pada Jumat malam rider Pramac Ducati itu banyak kesulitan. Setelah 25 menit, dia mendapati dirinya berada di posisi ke-22 atau yang terakhir, tertinggal 3,387 detik. Hanya setelah mengejar waktu, barulah dia naik ke 10 besar.

Manajer tim Pramac, Gino Borsoi juga berbicara secara terbuka tentang kecepatan buruk tersebut. Apa yang telah terjadi? “Itu adalah hari yang berat. Seperti yang kita lihat, saya mengalami sedikit kesulitan di awal sesi latihan. Saya masih tidak mengerti mengapa hal itu terjadi, tapi menurutku itu karena ban yang rusak. Saya terancam crash di setiap tikungan. Saya mencoba untuk tetap tenang, tetapi itu tidak mudah. Tapi kemudian saya menyadari ada yang tidak beres dan dengan ban normal saya bisa kencang. Itu tidak mudah, tapi saya senang berada di Q2,” ungkap Martin.

Jorge Martin: Kalau Tidak Mendapatkan Ban Baru Saya Tidak akan Pergi ke Trek

Pecco Bagnaia - Jorge Martin
Pecco Bagnaia – Jorge Martin

Apakah Martin punya masalah dengan ban depan atau belakang? “Dengan keduanya. Saya tidak tahu apakah itu karena saya sudah menggunakannya di FP1. Karena saya ingin sedikit memahami seperti apa kualifikasi pada hari Sabtu. Tapi bannya baru dipakai dua lap, jadi aneh kalau ban tidak bisa bekerja di malam hari. Saya kehilangan 3 detik ke puncak, jadi pasti ada sesuatu yang salah,” jawab rider berusia 25 tahun itu kesal.

Pembalap berjuluk Martinator itu meyakinkan bahwa feelingnya terhadap Sirkuit Lusail yang baru diaspal itu sangat baik. “Dalam hal cengkeraman, saya merasa sangat baik di malam hari dan saya kembali cepat dalam dua lap terakhir. Namun cukup ribet jika melaju dari waktu 1:56 lalu membalap 1:53 menit. Saya tidak punya referensi, tidak ada dialog,” jelas rider asal Madrid Spanyol itu.

Martin menambahkan, “Sangat menuntut mental untuk memahami bagaimana mencapai batas dalam dua lap. Saya belum mencapai batasnya di posisi ke-7, namun saya sudah cukup dekat. Itu memberi saya kepercayaan diri. Saya juga berpikir saya menanganinya dengan cara yang sangat matang untuk tidak membuat kesalahan dalam situasi ini dan mendapatkan lap yang cepat.”

“Saya sangat lambat sehingga sulit untuk tetap tenang. Saya mengatakan kepada kepala kruku Romagnoli, bahwa saya tidak akan pergi ke trek lagi sampai kami mendapatkan ban baru. Karena tidak ada gunanya, saya bisa saja crash dan terluka. Saya kehilangan seluruh sesi latihan. Kami tentu tidak punya banyak informasi untuk besok,” lanjut rekan setim Johann Zarco itu.

Pertukaran data antar tim Ducati kali ini cocok untuk Martin, setelah di Sepang dia tidak serta merta menunjukkan dirinya sebagai pendukung kebijakan yang diambil di Borgo Panigale. “Mendapat informasi dari Ducati akan banyak membantu saya hari ini. Menurutku semua pembalap mencoba ban yang berbeda. Jadi kami akan mencoba memahami ban mana yang bisa kami gunakan untuk sprint,” pungkas Martin.

Read More

Brad Binder: Sulit Dipahami Tidak Tahu di Mana Posisi Kami

RiderTua.com – Hari yang penuh emosi bagi tim Red Bull KTM pada latihan MotoGP hari pertama di Qatar. Sementara Jack Miller dua kali membuang RC16-nya, Brad Binder meraih hasil yang solid dengan menempati posisi ke-4 pada hari Jumat, dengan catatan waktu 1:52,955 menit. Dia tertinggal 0,1 detik dari pembalap tercepat Raul Fernandez (Aprilia). Usai latihan hari Jumat di sirkuit Lusail, peringkat 4 dalam Kejuaraan Dunia itu terkejut dengan kondisi lintasan dan relatif sedikitnya data yang bisa dia kumpulkan.

“Hari pertama yang solid. Pada sesi latihan pertama, kondisi lintasannya jauh lebih buruk dari yang saya perkirakan. Kotor sekali, apalagi karena hujan tadi malam. Jadi sungguh tidak mudah untuk meningkatkan kecepatan dan memberikan tekanan. Treknya menjadi lebih baik di setiap keluar tikungan, sehingga sulit untuk menemukan limitnya. Saya senang bisa lolos ke Q2, setelah semua hal terpenting di hari Jumat. Secara keseluruhan, saya tidak bisa mengeluh,” tegas rider berjuluk Brad Attack itu.

Brad Binder: Sulit Dipahami Tidak tahu di Mana Posisi Kami

Hasil Latihan MotoGP Qatar 2023
Hasil Latihan MotoGP Qatar 2023

Pada sesi FP1 Qatar, catatan waktu seluruh pembalap tertinggal 3,5 detik dari waktu teratas. Kondisi trek tidak bagus. “Setiap kali kami menempuh trek seperti ini, kami memulai dari awal karena perbedaannya sangat besar dibandingkan tahun lalu. Dengan kondisi sore ini, buang-buang waktu saja. Seolah-olah kita sedang berjalan di tengah hujan, termasuk dengan tikungan yang landai,” jelas Brad Binder.

Kakak Darryn Binder (Moto2) itu menambahkan, “Segala sesuatu yang kita lakukan di sana tidak menghasilkan data atau ide yang berguna karena kita tertinggal 0,3 atau 0,4 detik. Untuk pertama kalinya, pada malam hari kami dapat melihat apa yang perlu kami kerjakan. Karena kami memiliki tiga set ban yang tersedia, itu tidak mudah bagi kami karena kami menggunakan ban yang berbeda di setiap balapan.”

“Sulit untuk dipahami, kami telah banyak mencoba dan saya tidak tahu persisnya di mana posisi kita. Kita mungkin mengalami kemunduran, menggunakan ban yang berbeda di setiap balapan. Sulit untuk dipahami, kami telah banyak mencoba tapi menurutku hal itu juga dialami pembalap lain,” pungkas rider berusia 28 tahun itu.

Read More

Joan Mir : Setidaknya Tidak Crash dan Bisa Finis

RiderTua.com – Joan Mir finis di posisi ke-12, baik dalam sprint race maupun balapan utama di GP Thailand. Tentu saja rider Repsol Honda itu sangat senang karena setidaknya dia mampu mencetak beberapa poin bukannya ndlosor seperti biasanya.

Melihat Mir crash lalu mendarat di gravel hampir menjadi hal biasa di musim yang penuh kehancuran bagi juara dunia MotoGP 2020 itu. “Hal paling positif tentang akhir pekan ini adalah kami tidak mengalami crash tetapi bisa melihat bendera kotak-kotak di kedua balapan,” ujar Mir usai GP Thailand.

Joan Mir : Setidaknya Tidak Crash dan Bisa Finis

Bahkan Joan Mir tampil kuat pada balapan utama di Buriram dan gigih memperjuangkan poin, meski di lap terakhir dia kalah dari Franco Morbidelli karena ban belakangnya aus total dan kehilangan posisi ke-11.

Marc Marquez - Joan Mir
Marc Marquez – Joan Mir

“Dari segi grip ban, di lap-lap akhir saya harus membayar banyak manuver menyalip yang saya lakukan di awal balapan. Saya memberikan 100 persen dan memiliki kecepatan yang solid sepanjang balapan. Hasilnya tidak sepenuhnya mencerminkan kemajuan yang telah kami capai. Saya akan lebih bahagia jika finis 10 teratas. Tapi kami harus menjadi lebih baik sejak awal. Hasil kami yang tertinggal pada hari Jumat dan Sabtu tidak dapat diterima,” ungkap rider asal Mallorca Spanyol itu.

Sisi positifnya, pembalap berusia 25 tahun itu memperhatikan perilaku pengereman Honda RC213V yang membuatnya mampu menyerang sepuasnya sebelum tikungan. “Tapi terlepas dari itu, balapannya masih sulit. Di kelas MotoGP, pembalap dapat membuat perbedaan saat melakukan pengereman, namun akan sulit secara fisik dan mental ketika kita berada di depan pembalap lain di awal tikungan setelah melakukan manuver pengereman yang terlambat (late braking), hanya untuk melihat mereka meluruskan motor dan menjauh lagi. Jika permainan ini terulang di mana pun selama 26 lap, mental kita akan kelelahan, belum lagi ban kita!” imbuh rekan setim Marc Marquez itu.

Bagaimanapun, itu adalah secercah harapan untuk bisa bersaing dengan ritme balap yang bisa diterima tertinggal 0,2 detik di belakang pemimpin. Dan fakta bahwa dia melewati garis finis dengan selamat di kedua balapan adalah sesuatu yang memberinya dorongan yang dia butuhkan untuk tiga Grand Prix terakhir musim ini.

“Ketika akhir musim semakin dekat dan kita tidak melihat lebih dari nol di catatan kita, itu sangat menyedihkan. Saya lega bisa memcetak beberapa poin dari balapan di India, Jepang, dan sekarang Thailand,” pungkas Joan Mir.

Read More
Honda Masih Harus Selesaikan Recall Mobilnya di Indonesia

Mengapa Gigi Dall’Igna Tidak Tertarik dengan Honda?

RiderTua.com – Beberapa hari lalu, Gigi Dall’Igna ditanya apakah dia membayangkan pindah ke Honda? Bukankah rotasi pekerjaan di Honda akan menjadi tantangan yang menarik, ditambah dengan gaji tahunan yang mungkin sangat menggiurkan?

“Seperti yang bisa kita bayangkan, ada beberapa pertimbangan. Saya bekerja sangat keras untuk menjadikan Ducati sebagai panutan bagi pabrikan lain. Tidak masuk akal untuk pergi sekarang.  Tentu saja media juga bisa berargumen, bahwa saya telah melakukan pekerjaan di Ducati dan mengatasi tantangan. Honda akan menghadirkan tantangan yang sama menarik dan sama hebatnya,” tegas Dall’Igna, namun dia mengaku merasa nyaman dan berada di tempat yang tepat di Ducati.

Mengapa Gigi Dall’Igna Tidak Tertarik dengan Honda?

Alberto Puig - Gigi Dall'igna
Alberto Puig – Gigi Dall’igna

Dalam sebuah wawancara, Gigi Dall’Igna mengungkapkan apa yang masih mendorongnya dalam fase tersukses dalam karir profesionalnya di Ducati Corse, setelah akhirnya dia mewujudkan mimpinya memenangkan Kejuaraan Dunia MotoGP di Borgo Panigale pada tahun tahun ke-9 nya (dengan Pecco Bagnaia 2022).

Honda telah mengalami krisis selama 4 tahun. Mereka membeli sistem pembuangan (knalpot), swing arm, dan sasis di Eropa. Mengapa insinyur asal Italia tidak mengambil peran berpengaruh di HRC? “Saya rasa skenario seperti itu tidak mungkin terjadi di Honda. Itu sebabnya saya tidak mempertimbangkan rencana atau ide seperti itu,” jawab Gigi Dall’Igna atas pertanyaan tersebut.

Namun dia tidak serta merta menolak mentah-mentah kesempatan tersebut, karena kejadian tak terduga terjadi setiap minggunya di motorsport. “Iya benar. Benar sekali,” ujar Gigi saat itu.

Ketika ditanya tentang ambisi utamanya dalam balap motor, desainer sekaligus manajer yang brilian dan inovatif ini menjawab, “Kami ingin mengonfirmasi dan mengulangi hasil tahun 2022. Tidak mudah untuk mereproduksi hasil ini di Kejuaraan Dunia Superbike dan MotoGP. Tapi itu adalah target besar kami untuk tahun 2023. Kami juga telah memutuskan untuk memenangkan Kejuaraan Dunia Supersport untuk pertama kalinya pada tahun 2023.”

Kebetulan, pada bulan September proyek ini juga sukses dengan Nicolo Bulega yang mengendarai Panigale V2 955 cc setelah serangkaian kemenangan yang luar biasa. Dan hari Sabtu lalu, Alvaro Bautista memenangkan Kejuaraan Dunia Superbike untuk kedua kalinya berturut-turut.

Selain itu, untuk pertama kalinya Ducati Corse juga membangun motor standar untuk Kejuaraan Dunia MotoE pada tahun 2023, yang juga memastikan kepuasan di antara tim setelah 4 tahun pertama yang bermasalah dengan Energica Corsa Monster.

Dan sebelum GP Misano, diketahui bahwa manajer HRC berbelanja di paddock dan ditolak oleh semua teknisi papan atas. Lagipula motor Honda sudah ‘terperosok ke dalam lumpur’ sehingga insinyur jenius sekelas Gigi Dall’Igna pun tidak bisa menjalankannya lagi sebelum dia berusia 60 tahun.

Read More